Cerita yang tertinggal
Satu
Nasta itu lagi suka lagu nya Irwansyah yang kalo ga salah judulnya, "Aku pecinta wanita" Sepanjang jalan Jakarta - Garut, dia nyanyi lagu itu terus. "Aku memang pecinta wanita, bukan buaya." - well, itu aja sih yang dia bisa. Ibu dan Ayah dah mulai bosen dong, "Ta, lagu lain dong. Lagu anak-anak deh." Baru deh dia nyanyi yang lain. Tapi itu tidak lama. Karena dia akan nyanyi lagu itu lagi. Hehehe...
Nah, ceritanya dia baru mau mulai nyanyi itu lagu, tapi ibu udah keburu ngeliat, dia bilang, "Ata ga nyanyi lagu itu kok. Tapi lagu, 'Aku memang pecinta wanita, hhmmm..hhmm..." LOL. Atau bisa juga, dia tidak menyanyikannya, hanya bersenandung. Tapi dengan nada lagu yang sama. Hahahahaha....
Dua
Nasta senang main dengan Zack, anaknya teman yang menikah dengan orang England.
Ibu ngasih tau: "Ata kalo mau ngobrol ma' Zack harus pintar bahasa Inggris."
Ata : "Ata pintar kok bu. Ata ngomong bahasa Inggris."
Ibu : "Emang Ata ngomong apa ke Zack."
Ata : "Fish"
LOL lagi.. anak ibu emang top deh.
Tiga
Nasta itu ntah belajar dari mana kalo merasa lapar, tidak pernah secara langsung bilang 'Ata lapar'. Udah dua kali nih kejadian dia kelaparan tapi minta nya dengan sindiran. Yang pertama, minggu lalu waktu kami beli nasi uduk untuk di bawa pulang. Tata Anis masuk mobil, Ata mau megang dan di larang, "masih panas" kata si Tata. 5 menit berlalu, dengan polos dia bertanya, "Masih panas ga?" Kami smua langsung mahfum. Ata lapar yah? Dia mengangguk. Dan nasi uduk satu plus ayam goreng pun langsung di lahapnya. Yang kedua, on the way pulang dari Lembang itu. Di tol Jatibening itu macet banget. Kami smua sudah letih dan lapar. Nara udah rewel pula karena kelaparan. Nasta hanya ngomong, "Mba, di rumah masih ada mie biasa kan yah?" Lagi-lagi kami mahfum, Nasta kelaparan.
No comments:
Post a Comment