Pulang kantor sudah cukup malam, membawa sedikit oleh-oleh untuk anak-anak tersayang. Nara dengan gayanya langsung bilang, "aku lapar. aku makan sedikit tadi malam" Ibu antara percaya dan tidak, karena Nara boleh dibilang memang makannya tidak sebanyak Nasta. Tapi juga mengerti akhir-akhir ini Nara suka cari cemilan.
Maka, Ibu membiarkan Nara ambil satu buah kue. Lagi-lagi dengan suara yang meyakinkan, "aku lapar Ibu" "Iya Nak, sini Ibu bukakan" Dengan mulut terbuka lebar, suapan kue pertama masuk dengan sukses.
Setelah itu, tanpa omong ba bi bu, Nara menghampiri keranjang sampah, membukanya dan membuang kue itu kedalam keranjang sampah. Ibu kaget, tapi telat bereaksi.
"Kenapa dibuang Nak?" tegur Ibu (mencoba untuk tidak langsung marah)
"Aku kenyang Bu"
"Barusan ade bilang, ade lapar banget."
"Iya, tapi aku sekarang kenyang"
"Ade, Ibu ga suka ade buang-buang makanan. Ibu marah!" Ibu bicara tegas, tapi tidak teriak (bener deh Ibu tidak teriak)
"Karena sudah buang makanan, makanan ini semua (Ibu memang membeli berbagai macam makanan) tidak boleh Ade makan. Semua buat Kakak."
Nara hanya terdiam.
Ibu melanjutkan, "Ade, berdiri dipojokan. 5 menit!"
Nara menggeleng. Bahkan sampai Ibu meninggikan suara, Nara tetap diam.
Dan boleh percaya atau tidak, Nara sama sekali tidak menunduk. Nara tetap menatap mata Ibu.
"Nara tau ga? Ibu beli makanan ini pake uang? Ibu kerja cari uang. Beli makanan untuk ade dan kakak. Tapi ade malah buang makanan yang Ibu beli. Ade bikin Ibu sedih."
Ibu beneran sedih.
Astaghfirullah... apa iya Nara akan mengerti? Dia baru 4 thn.
Melihat Ibu tertunduk (sedih), Nara pun menangis.
~Februari 10~
No comments:
Post a Comment