Wednesday, August 29, 2007

Uji Kesabaran

Kemaren sore Oma telpon ibu, laporan dari TPA. Nasta melukai Zaki dengan pinsil. Tentunya tanpa sengaja. Cerita singkat, Nasta dan Zaki main-main di luar kelas, mungkin lari-larian, Nasta pegang pinsil, tanpa sengaja kena Zaki. Berdarah. Masyaa Allah... Luka nya persis dibawah mata. Waduh!! Ngebayanginnya aja Ibu udah ngeri. Kata Oma, keduanya sudah dipanggil ibu guru dan sudah minta maaf satu sama lain. Oma menyayangkan para guru tidak mengawasi anak-anak yang bermain di luar itu. Ibu memaklumi jika guru-guru tidak terlalu aware, karena jumlah murid yang lebih banyak dibanding guru. Ibu harus telpon Ibu nya Zaki nanti.

Sampai di rumah, ibu tanya mba' "lukanya Zaki parah ga?" Kata mba, ga parah. Alhamdulillah. Ibu ga mau terlalu nafsu bertanya ke Nasta, nanti dia malah ga mau cerita. Pelan-pelan sambil main, baru ibu tanya.

Ibu : Zaki kenapa Ka?
Ata : diem
Ibu : Kakak main-main ma' zaki, trus mata zaki kena pinsil?
Ata : mengangguk
Ibu : Ata sudah minta maaf?
Ata : sudah

Ibu diem dulu. Ga lama ibu kasih tau pelan-pelan. "Ata sekarang tau kan, kenapa ayah selalu larang Ata main-main pinsil, apalagi di depan adik. Karena pinsil itu bisa berbahaya." Lagi-lagi Nasta hanya mengangguk.

Selesai makan malam, Nasta dan Nara mengambil buku gambar lalu pinsil warna (punya Nasta) dan Crayon (punya Nara). Kurang dari 5 menit asik dengan buku masing-masing, Nara mulai merebut pinsil warna Nasta. Hhhmmmm... ini dia....
Nara kuat lho ngerebut dari tangan kakaknya. Nasta pun tidak kalah kuat menarik pinsil nya. Seruan saya tidak berhasil mereka dengar, alhasil saya berteriak, "Ata, jangan keras-keras. Ata tau kan pinsil berbahaya, nanti kena adik! Tadi Ata kan sudah kenain pinsil ke muka Zaki!"

Nasta langsung terdiam.

Dan ibu menyesal. Menyesal sudah teriak ke Nasta. Ibu langsung peluk Nasta, "maafin ibu Ta, ibu udah teriak dan marah ke Ata. Maafin Ibu." Nasta hanya sesenggukan, sambil merintih, "ibu... ibu ... ibu ...."

Huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.....................bodoh nya ibu, ga bisa sabar. Maafin ibu sayang.

Tak lama, keduanya minta susu. Lagi-lagi kesabaran Ibu di uji oleh Nasta. Tiba-tiba dia tidak mau minum susu nya. Dari aksi bujuk pelan, tidak berhasil. Ibu cerita, ibu kerja buat Ata dan Nara, beli susu, bayar sekolah, tapi Ata ga mau minum susu. Ibu sedih. Tak lama terdengar senggukan Nasta lagi, "ibu.. ibu..." "Ata mau kan minum susu nya? Biar Ata cepat sembuh. Insyaa Allah hari Minggu kan mau ke Ancol." "Ata mau cepet sembuh, Ata mau ke Ancol." "Ya kalo gitu minum dong susunya," kata ibu lagi. "Ga mau," sambil sesenggukan. Mulailah saya naik pitam. "Ata! Minum susunya! Kalo Ata ga minum susu nya, besok Ata juga ga usah minum susu. Susu Ata ibu kasih Nadia aja (anak nya tukang masak)" Hhhm.... emosi nih ibu. Nasta nangis lagi... "Ata mau sembuh, Ata mau ke Ancol" "Ya di minum dong susu nya." "Udah dingin Bu, ga mau." "Kalo Ata minum dari tadi, tuh susu masih hangat. Sini ibu tambahin air panas. Di minum yah!"

Phew.... ibu musti belajar beneran nih, menyuruh anak tanpa emosi, tanpa ancaman dan tanpa nada tinggi. Ada yang tau, ibu bisa belajar dimana?

No comments: